Hijab Style dengan Sentuhan Kain Daerah – Dalam beberapa tahun terakhir, tren hijab tidak lagi sekadar soal menutup aurat, melainkan telah menjadi bagian dari ekspresi gaya dan identitas diri. Di tengah perkembangan industri modest fashion global, tren hijab style dengan sentuhan kain daerah semakin diminati oleh hijabers Indonesia. Perpaduan antara nilai religius dan kekayaan budaya ini menghadirkan tampilan yang tidak hanya modis, tetapi juga membumi dan sarat makna.
Gaya hijab modern kini tidak hanya ditentukan oleh bentuk pashmina atau layering busana, tetapi juga oleh pemilihan bahan, motif, dan cerita di baliknya. Dan di sinilah kain tradisional seperti tenun, songket, batik, lurik, hingga ulos, menemukan ruang baru untuk tampil elegan dan relevan dalam dunia modest fashion masa kini.
Hijab Style dengan Sentuhan Kain Daerah

Mengapa Kain Daerah Cocok untuk Gaya Hijab?
✅ Motif Penuh Makna dan Estetika Tinggi
Motif-motif pada kain daerah tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki filosofi budaya yang mendalam. Batik parang, misalnya, melambangkan keteguhan dan perjuangan. Tenun ikat dari Nusa Tenggara Timur merepresentasikan ikatan sosial dan spiritual dalam komunitas.
✅ Tampilan Unik dan Tidak Pasaran
Dengan menggunakan kain daerah, tampilan hijab menjadi unik dan eksklusif. Tak sedikit hijabers yang menyulap selendang songket menjadi pashmina elegan atau menjadikan potongan batik menjadi inner scarf yang estetik.
✅ Dukungan terhadap Pelestarian Budaya
Memakai kain daerah dalam gaya sehari-hari adalah bentuk nyata dari pelestarian budaya. Kita tidak hanya memakai produk, tapi juga mewarisi cerita dan keterampilan dari para pengrajin lokal.
Inspirasi Hijab Style dengan Sentuhan Kain Daerah
Berikut beberapa ide padu padan hijab modern dengan kain tradisional:
1. Pashmina dari Kain Tenun Troso atau Ulos
Tenun Troso dari Jepara dan ulos dari Sumatera Utara memiliki motif geometris yang cocok dijadikan pashmina. Teksturnya yang kaku namun ringan justru membuat tampilan terlihat tegas dan elegan, cocok untuk acara formal.
2. Layering Outer Bermotif Batik
Padukan hijab berwarna netral dengan outer batik motif klasik atau kontemporer. Untuk kesan urban, pilih batik dengan potongan kimono atau blazer longgar. Gaya ini sangat cocok untuk ke kantor atau acara semi-formal.
3. Headband atau Turban dari Kain Lurik
Kain lurik yang ringan dan menyerap keringat cocok dijadikan headband, ciput, atau turban. Cocok untuk tampilan kasual harian yang tetap menampilkan sisi etnik.
4. Gamis Simpel dengan Detail Songket
Gunakan gamis polos dengan aksen songket pada kerah, manset, atau bagian bawah rok. Tambahkan hijab pashmina senada untuk tampilan anggun yang tetap nyaman.
5. Scarf Segi Empat dari Kain Jumputan
Kain jumputan Palembang dengan warna-warna cerah dan motif khas bisa dijadikan hijab segi empat untuk tampil ceria dan tetap tradisional. Cocok untuk acara keluarga atau acara budaya.
Tips Styling dan Perawatan
-
Pilih bahan yang nyaman untuk dijadikan hijab
Tidak semua kain daerah cocok dijadikan pashmina atau segi empat. Hindari bahan terlalu kasar atau tebal agar tidak membuat gerah. Beberapa kain bisa dijadikan aksen saja, bukan hijab utama. -
Gunakan inner hijab yang menyerap keringat
Beberapa kain tradisional memiliki tekstur yang licin atau kaku, sehingga perlu inner yang tepat agar tidak mudah bergeser. -
Jaga keaslian motif dan cara melipatnya
Usahakan tidak memotong sembarangan kain yang bermakna simbolik seperti ulos atau batik tulis agar tidak kehilangan maknanya. -
Cuci dengan lembut dan jemur terbalik
Kain tradisional cenderung rapuh terhadap deterjen keras dan sinar matahari langsung. Gunakan sabun lembut dan jemur di tempat teduh.
Dampak Positif bagi Industri dan Budaya Lokal
Gaya hijab dengan sentuhan kain daerah bukan sekadar tren, tetapi juga menjadi gerakan pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi. Ketika permintaan meningkat, para pengrajin lokal mendapatkan kesempatan untuk terus berkarya dan mempertahankan keahlian turun-temurun.
Banyak komunitas fashion kini juga mulai mengangkat kisah di balik setiap helai kain—siapa yang menenun, dari daerah mana, dan cerita apa yang diusung. Ini mengubah kain dari sekadar produk menjadi media cerita budaya.
Desainer dan Brand Lokal yang Mengangkat Gaya Ini
-
Ria Miranda – sering mengangkat motif etnik dalam gaya pastel lembut khasnya.
-
Zaskia Sungkar x ZMNow – menghadirkan koleksi kolaborasi dengan tenun dari Lombok.
-
Sejauh Mata Memandang – mengusung kain batik dalam tampilan ready-to-wear berkonsep keberlanjutan.
-
KAMI. – menampilkan kombinasi gaya modest yang simpel dengan motif khas Indonesia.
Kesimpulan
Hijab style dengan sentuhan kain daerah adalah simbol dari bagaimana modernitas dan tradisi bisa berpadu harmonis dalam satu tampilan. Ini bukan sekadar soal mode, tetapi juga tentang identitas, keberanian menampilkan budaya, dan bentuk nyata cinta pada warisan leluhur. Di tengah maraknya tren global, tampil dengan nuansa lokal justru memberikan nilai tambah dan keunikan tersendiri.
Dengan kreativitas, sentuhan lokal bisa menjadikan modest fashion lebih berkarakter, berkelas, dan tak lekang oleh zaman.